Minggu, 14 Desember 2008

Hindari Stress Dalam Rumah Tangga

Memiliki keluarga yang diselimuti oleh nuansa keharmonisan dan kebahagian adalah menjadi dambaan setiap insan. Namun rumah tangga dibangun oleh dua jiwa yang memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga perbedaan tersebut tak jarang menimbulkan stres pada pasangan suami istri. Bila kondisi stres ini tidak tertangani, maka dapat menyulut api pertengkaran dalam rumah tangga. Dan tak sedikit bahtera rumah tangga yang oleng dan akhirnya tengalam karena kondisi stres yang terus berkelanjutan. Oleh karena itu untuk menghindari stres dalam rumah tangga, setiap pribadi hendaknya memperhatikan hal-hal berikut :
Menghayati posisi masing-masing dengan sikap ridho.

Para suami dijadikan Allah sebagai orang yang bertugas memimpin, menjamin dan mendidik istri dan keluarganya. Para suami diberi kelebihan oleh Allah dengan sifat memimpin dan kemampuan memberikan pengayoman kepada istri dan keluarganya.
Para suami ditempatkan sebagai pemimpin rumah tangga tidak karena yang bersangkutan memikul tanggung jawab mencari nafkah, tetapi karena Allah telah memberikan kelebihan berupa jiwa memimpin dan sikap tegar menghadap berbagai tantangan kehidupan.
Sebaliknya, seorang istri diciptakan dengan menjadi wakil untuk membantu suaminya menyelenggarakan urusan rumah tangga, sehingga ia dibebaskan dari tanggung jawab mencari nafkah keluargnya.

Prinsip yang ditetapkan oleh Islam dalam kehidupan rumah tangga bahwa suami sebagai pemimpin dan pemikul beban rumah tangga, sedangkan istri sebagai wakil dan pengelola dalam membantu penyelenggaraan rumah tangga suaminya, dapat menciptakan ketenangan, kasih sayang dan kebahagiaan. Akan tetapi bila mereka saling berebut posisi untuk memimpin rumah tangga, yang terjadi adalah ketegangan dan perselisihan.Rumah tangga seperti ini, pasti akan menyebabkan penghuninya dicekam perasaan tertekan. Maka Islam memerintahkan suami istri memahami tugas da posisi masing-masing.
Saling mengayomi

Seoang laki-laki dan perempuan yang menikah ibarat orang yang membangun sebuah benteng. Mereka menjadi bagian yang saling mengukuhkan dalam pembentukan rumah tangga. Mereka harus saling mengayomi, menunjang dan menopang, sehingga rumah tangga berdiri kukuh dan tidak mudah goyah. Suami istri dikatakan saling mengayomi bila mereka saling memenuhi tanggung jawabnya seperti yang dituntut oleh syari'at Islam.
Menerima pasangan dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Tidak ada manusia yang sempurna, setiap orang pasti memiliki kekurangan. Oleh karena itu seorang suami harus dengan lapang dada menerima segala kekurangan yang ada dalam diri isterinya, sebagaimana ia senang menerima kelebihan dan keutamaan istrnya, begitu pula sebaliknya.
Bila masing-masing pribadi selalu melihat kepada kelemahan masing-masing, maka akan menyulutkan ketegangan dalam rumah tangga. Bila kondisi tegang ini terus terjadi, maka benih cinta yang selama ini bersemi dalam diri mereka, perlahan namun pasti akan menjadi layu dan kemudian mati. Rasa cinta akan musnah dan akan berubah menjadi kebencian yang teramat dalam. Mereka akan saling membenci dan mencaci. Maka tidak akan ada yang dapat diharapkan dari rumah tangga semacam ini, selain hanya menunggu tibanya masa kehancuran.

Adil kepada anak-anaknya.

Hubungan anak dan orang tua akan tumbuh dengan baik bila orang tua berlaku baik dan adil kepada anak-anaknya. Sikap adilnya akan menjadikan anak tenang. Sebaliknya perlakukan tidak adil kepada anak, akan menimbulkan kebencian kepada orang tuanya, juga terhadap saudaranya yang dilebihkan dari dirinya. Maka akan terjadi suana yang tidak harnmonis antara seorang anak dengan orang tua juga saudaranya.

Menjaga silaturahmi

Suami istri juaga harus menjaga hubungan kekeluargaan dengan orang-orang yang masih memiliki pertalian darah, agar tercipta suasana persaudaraan. Untuk menciptakan semangat memberi perlindungan dan pertolongan, perlulah setiap orang benar-benar mengenali siapa saja yang menjadi keluarga dekat dan jauh yang masih mempunyai pertalian darah. Dengan mengenali orang-orang yang masih seikatan darah. Orang yang selalu menjaga ikatan silaturrahmi akan selalu merasa tenang, damai dan tenteram.
Bila semua hal-hal diatas kita lakukan, maka stres yang kerapkali hadir dalam kehidupan rumah tangga akan dapat dihindari. Nah ! Bagaimana nuansa kehidupan rumah tangga anda ?

Ditulis Oleh Hendra (www.pks-jaksel.or.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar